Kritik Arsitektur Museum Fauna Indonesia dan Taman Reptilia TMII Jakarta


Museum Fauna Indonesia dan Taman Reptilia TMII Jakarta, atau sering disebut sebagai Museum Komodo karena bentuk bangunannya yang meniru bentuk badan dan kepala binatang raksasa Komodo, berada di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.



Lokasinya berada tepat di sebelah Barat Museum Perangko Indonesia, di sebelah Timur Museum Transportasi, dan berhadapan dengan Museum Timor Timur. Tidak jauh di sebelah Selatan Museum Fauna Indonesia dan Taman Reptilia terdapat Hostel Desa Wisata.



Museum Fauna Indonesia dibangun mulai 1 Oktober 1975 sampai 1 Juli 1976, namun baru diresmikan pada 20 April 1978 oleh Presiden Soeharto. Luas bangunan dua lantai Museum Fauna Indonesia dan Taman Reptilia ini mencapai 1.500 m2 dengan luas lahan 10.120 m², dengan koleksi meliputi satwa langka awetan maupun reptilia yang masih hidup yang berasal dari Indonesia barat sampai timur, dan dari pesisir pantai sampai pegunungan.



Museum ini memiliki gaya arsitektur metafora yang terinspirasi dari salah satu hewan reptil yaitu komodo. Pemilihan bentuk komodo sebagai simbol binatang reptil khas Indonesia memiliki kesan yang kuat dan unik.



Penerapan dari metafora tersebut dapat terlihat pada bentuk bangunannya yang menyerupai hewan reptil komodo dengan fasad eksterior yang di bentuk menyerupai kulit dari komodo baik dari segi tekstur maupun warna. Pada salah satu sisi bentukan bangunan yang menyerupai bagian kepala komodo terdapat detail berupa mata dan mulut yang dilengkapi gigi dengan material kaca yang berfungsi sebagai jendela pada observation deck.



Alasan :
Bangunan museum ini berbentuk binatang komodo, bentuk tersebut mempunyai keunikan tersendiri. Sejak kecil, saya selalu penasaran dengan bangunan ini. Sehingga saya tertarik untuk meneliti bangunan ini lebih dalam.

Jl. Taman Mini Indonesia Indah, RW.2, Ceger, Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13820

Copyright @ 2014 Karyaku. Designed by Farhan Permana